Siapa
Saya ?
Who
am I ?
Siapa
diri kita ?
“Self”
“Diri” satu kata yang sering muncul dalam sepanjang kehidupan kita. Tapi,
apakah kita sudah mengenal diri kita ? Mungkin untuk menjawab pertanyaan yang
satu ini perlu berpikir keras dan kalaupun kita menjawabnya akan ada keraguan
ketika kita menjawabnya.
Terkadang
saya juga bingung ketika mau menjawab “Siapa saya ?” “Who am I ?”
Tertarik
dengan buku tebal yang bertuliskan Psikologi Sosial yang bertumpuk rapi di
lemari perpusatkaan fakultas psikologi, buku ini seperti yang jarang terjamah
oleh para penghuni perpus ini, soalnya buku yang berjumlah 718 halaman ini
masih rapih dan bersih, masih enak dipandang. Saya meminjam buku ini pun karena
beralasan untuk saat ini saya sedang membutuhkan referensi yang mendukung untuk
Proposal (baca: usulan penelitian) yang akan saya ajukan yang berhubungan
dengan Psikologi Sosial, mungkin jika tidak karena alasan itu saya tidak akan
memegang buku ini satu kali pun. Karena
untuk dibawa – bawa keman – mana pun cukup membuat tangan ini pegal.
Setelah
mencari bab yang dimaksud sebagai referensi, ketika melihat Daftar Isi ada yang
bertuliskan bab berjudul “Diri”. Satu kata yang membuat saya tertarik untuk
membacanya, karena saya sering menyebut – nyebut kata itu tapi saya sendiri
bingung sebetulnya apa yang dimakasud “Diri” itu.
Diri
itu ternyata keyakinan yang kita pegang tentang diri kita sendiri. Jadi apapun
yang kita lihat diri kita dari sudut pandang mana pun maka itu diri kita, diri
kita tergantung kita memandang bagaimana diri kita. Ketika kita memandang diri
kita positif maka hasilnya pun positif, sebaliknya ketika kita memandang diri
kita negative. Seperangkat keyakinan tentang diri kita sendiri dinamakan konsep
diri (self-concept).
Persepsi
kita tentang diri tergantung kita menilai diri kita dan tergantung bagaimana
kita memandang diri kita itu seperti apa. Hasil evaluasi tentang diri kita
sendiri dinamakan self esteem (penghargaan diri)
Orang
yang mempunyai self esteem yang tinggi maka self concept nya pun jelas,
mempunyai tujuan yang pasti, sebaliknya orang yang mempunyai self esteem yang
rendah maka self concept nya pun belum jelas, tidak mempunyai tujuan yang
pasti.
Identitas
diri kita akan berkembang sepanjang hidup kita, masa transisi dari anak – anak
ke remaja, remaja ke dewasa awal adalah masa – masa pemahaman diri karena
kesatuan identitas dan perubahan itu yang dapat menambah tentang pemahaman diri
kita.
Kita
dapat pengetahuan tentang diri kita berawal dari sosialisasi. Sosialisasi
membentuk kita mendapatkan pengalaman awal dalam kehidupan kita yang dapat
diinternalisasikan dalam konsep diri. Looking glass self yaitu orang memandang
diri mereka sebagaimana orang memandang dan merespon mereka. Persepsi kita
tentang bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita dinamakan reflected
appraisals (evaluasi diri berdasarkan persepsi dan evaluasi dari orang lain).
Yakinlah
dengan diri kita sendiri karena yang tahu tentang diri kita yaa diri kita
sendiri. Terkadang orang lain hanya melihat kita dari satu sudut pandang saja
tanpa melihat sudut pandang yang lainnya, pandangan mereka itu relative dan
terkadang apa yang mereka nilai dari diri kita adalah dari perilaku yang Nampak
dari luar, mereka tidak mengetahui diri kita dari dalam. Terkadang perkataan
mereka membuat kita berpikir dua kali tentang diri kita, apakah benar apa yang
dikatakan mereka tentang diri kita ? padahal yang tahu tentang diri kita ya
diri kita sendiri. Penilaian yang pedas dari mereka yang bahkan hanya sekilas
mengenal kita dapat menurunkan rasa harga diri kita dalam sekejap. Maka
keyakinan tentang diri kita sendiri itu sangat penting, kita harus mempunyai
Konsep Diri (Self Concept) yang Jelas dan Self Esteem yang Tinggi.
Terkadang
lisan seseorang itu dapat mematikan kita dalam sekejap. Tetapi ketika kita
mempunyai perisai untuk menjaga diri kita maka tak akan mudah mereka
menghancurkan harga diri kita. Karena kita yakin akan Diri Kita Sendiri.