Aku selalu ingin bercerita pada pena, bercerita tentang mimpi
– mimpi besarku karena kau selalu tau dan mendengarkanku jika aku bercerita
semua tentang mimpi – mimpiku, bercerita tentang impianku untuk menjadi psikolog,
seorang penulis, menjadi pelajar Indonesia yang melanjutkan studinya ke luar
negeri dan masih banyak impianku yang aku ceritakan padamu, kau selalu
mendengarkan tanpa tertawa terbahak – bahak seperti yang dilakukan orang –
orang ketika aku menyebutkan impian terbesarku. Mungkin mimpiku terlalu besar
dimata mereka sehingga mereka tertawa seperti itu. Kata – kata orang diluaran
sana terlalu bising untuk didengarkan.
Pena, aku selalu ingin bercerita untuk terus mengukir kata.
Mungkin hanya Aku dan Kau yang tau tentang semua itu, tentang cerita proses
dibalik semua itu kenapa aku punya mimpi seperti itu, kamu tau dan kamu menjadi
teman terbaik untuk selalu mendengarkan celotehanku, terkadang aku marah dan
sedih, dan lagi – lagi kau pun menjadi pendengar setiaku.
Tapi aku tersadar, ada yang Maha Mengetahui daripada kamu
yaitu Sang Maha Mengetahui, sehingga mimpi – mimpi itu perlahan menjadi nyata,
nyata dihadapanku, nyata bisa ku genggam, dan akhirnya dunia mengetahui yang
telah aku ukir selama ini tak banyak tapi perlahan untuk menjadi besar.