Kamis, 20 November 2014 1 komentar

About Remaja




Berbagai rasa akan mewarnai dunia remaja dan banyak hal yang akan mewarnai dunia remaja.
Dunia remaja bisa menjadi dunia yang indah bagi sebagian orang tapi tidak bagi sebagian orang yang lainnya, jika tidak dapat menyesuaikan diri dan tidak bisa melewati “badai” pada masa remaja. Berbagai rasa yang mewarnai dunia remaja sesuai dengan bagaimana orang tersebut menjalani dan menyesuaikan diri pada masa tersebut. Terkadang orang tua juga bingung bagaimana cara menghadapi dunia anak – anaknya yang sedang beranjak pada masa remaja.
Kenapa emosi pada masa remaja cenderung “meledak –ledak” ?
Yuk Cari tahu
Keadaan emosi remaja meningkat sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar, selain itu juga karena adanya tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru karena masa transisi antara masa kanak – kanak dengan masa awal remaja. Itu merupakan salah satu alasan kenapa emosi pada masa remaja itu cenderung”meledak – ledak”. Ketidakstabilan emosi juga merupakan bentuk penyesuian diri remaja pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru, misalnya masalah percintaan yang cenderung membuat “galau”, remaja itu akan merasa bahagia apabila masalah percintaannya berjalan lancar, sebaliknya remaja akan merasa sedih bila percintaannya tidak lancar.
Terus kapan emosi yang “meledak” itu akan berkurang?
Ketidakstabilan emosi remaja / emosi remaja yang “meledak – ledak” akan berkurang seiring berjalannya waktu menjelang berakhirnya awal masa remaja.
Perbedaan antara emosi remaja dengan anak – anak terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosinya dan ungkapan emosinya, misalnya perlakuan seperti anak kecil dan perlakuan tidak adil membuat remaja sangat marah. Terkadang ungkapan emosinya itu cenderung dengan menggerutu, tidak mau berbicara, atau dengan suara keras mengkritik orang yang menyebabkannya marah.
Kapan remaja dikatakan matang emosinya ?
Seorang remaja akan mengalami perubahan dari ketidakstabilan emosi menuju kematangan emosi, kematangan emosi pada masa remaja dikatakan sudah matang apabila pertama, tidak “meledaknya” emosi dihadapan orang lain melainkan menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkannya dengan cara – cara yang lebih dapat diterima. Kedua, remaja mampu menilai situasi secara kritis terlebih dulu sebelum bereaksi secara emosional. Ketiga, remaja tidak bereaksi tanpa berpikir sebelumnya.

Dunia remaja begitu luas, tak sebatas berbicara tentang “emosi” masih banyak faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku remaja. Karena dunia penuh warna dan rasa yang perlu dipahami untuk belajar lebih dalam mengenal diri sendiri dan orang lain.
Rabu, 29 Oktober 2014 3 komentar

Otak anda mempunyai potensi yang sama dengan Otak Albert Einstein ?




Allah berfirman dalam Qs. An-Nahl: 78
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan & hati nurani, agar kamu bersyukur”.
Allah menciptakan manusia dengan keistimewaan dibandingkan dengan Makhluk lainnya yaitu manusia diberi Akal.
Manusia dipercaya oleh Allah untuk menjadi Khalifah di bumi ini karena diberi keistimewaan berupa Akal. Manusia mempunyai potensi untuk terus berkembang, karena kekuatan pikiran kita tak terbatas.
Otak anak dengan usia 6-7 tahun itu layaknya seperti sebuah spons yang mampu menyerap berbagai hal dari stimulus yang ia terima dari lingkungannya. Hal tersebut menjadi penting untuk orang tua dalam menerapkan pola asuh terhadap anak nya dan pengawasan serta pengontrolan karena anak akan dengan mudah menyerap informasi yang ia dapat dari lingkungannya.
Dr. Mariam diamond dalam buku Quantum Learning (2011) mengatakan bahwa “Pada umur berapapun sejak lahir hingga mati mungkin untuk meningkatkan kemampuan mental melalui rangsangan lingkungan. Semakin terangsang otak dengan aktivitas intelektual & interaksi lingkungan semakin banyak jalinan yang dibuat antar sel”. Hal tersebut memudahkan kita mengingat informasi yang sudah tersimpan dalam memori.
Apa jadinya ketika akal kita tidak dipergunakan, untuk berfikir di jalan yang benar, memiliki mata tapi tidak dipakai untuk melihat kekuasaan Allah, memiliki pendengaran tapi tidak dipakai untuk mendengar kalimat – kalimat Allah, mempunyai kaki tapi tidak dipakai untuk mengunjungi majlis ilmu. Tanpa berfikir dan mempergunakan akal dan hatinya manusia tidak akan berkembang sesuai dengan fitrahnya.
Allah berfirman dalam Qs. Al-‘Araf: 179
“Dan sungguh, akan kami isi neraka jahannam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat – ayat Allah dan mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda – tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat – ayat Allah. Mereka seperti Hewan Ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang – orang yang lemah”.
Gunakan atau Abaikan ?
Maka nikmat tuhanmu yang mana lagikah yang Engkau dustakan ?
Selasa, 21 Oktober 2014 0 komentar

Kapal dan Nakhoda



Kapal itu masih berlayar ke sembarang arah, belum ada nakhoda yang mampu mengendalikan kapal itu. Kapal itu masih terombang ambing di lautan lepas, ketika mau mendekat untuk berlabuh terkadang kapal itu terbawa jauh dari tempat berlabuh. Terkadang tak tentu arah dan bahkan salah arah. Siapakah nakhoda yang akan mengendalikan, membimbing ke arah tempat berlabuh di ujung penantian sana ? jika nakhoda itu kuat melewati badai di lautan, dan mengikuti arus ombak itu melaju dibawa dengan penuh keyakinan dan kekuatan akan satu tujuan mencari RidlaNya. Ada disaat kapal itu mau berlabuh ke suatu tempat yang asing dan asalnya tak mengenal sama sekali tempat itu, namun tak lama kapal tersebut terbawa lagi arus ombak ke tengah lautan lepas yang akhirnya membuat kapal itu terus menguatkan diri mencari RidlaNya untuk terus mencapai tujuan, terus menambah amunisi keimanan hingga kapal itu mampu berlabuh ditempat yang benar dan nakhoda yang akan membawanya ke tujuan utama yang ingin dicapai.
Akan kah kapal itu segera berlabuh ?



October 21, 2014
ESA Dormitory
Sabtu, 04 Oktober 2014 0 komentar

Mahasiswa Tingkat Akhir



Untaian kata itu belum mampu aku rangkai menjadi satu kesatuan sehingga tersusun indah dalam lembaran kertas putih yang dipenuhi dengan tinta hitam. Terlalu bising untuk terus dibicarakan tanpa dikerjakan, bertemu dengan setiap orang yang berusaha untuk menyusun semua itu menuju kesempurnaan. Satu persatu orang pun mulai meninggalkan dunianya, sibuk dengan apa yang menjadi tujuan akhir mereka di kampus. Deretan buku itu belum mampu mengilhamiku untuk mengisi lembaran kertas putih itu. Ku baca jendela dunia itu namun baru mampu menyadarkanku untuk terus menambah khazanah keilmuan.
Kata – kata itu seakan sulit untuk di padu padankan, padahal masalah – masalah sudah di depan mata meminta untuk diteliti dan dicari solusi. Mahasiswa tingkat akhir apalagi yang kau pikirkan selain memenuhi lembaran kertas putih itu menjadi sebuah karya yang bisa dinikmati oleh semua orang. Kegalauan yang melanda mahasiswa tingkat akhir itu sebetulnya, mau apa jadinya setelah mereka lulus ? sudahkan ilmu yang di dapat selama 8 smester ini siap untuk diamalkan ? sudahkah teori – teori itu siap untuk diaplikasihan dalam kehidupan ? sudahkah nilai – nilai itu berguna untuk mencari sesuap nasi dan menghidupi kehidupan keluargamu kelak ?
Hei mahasiswa tingkat akhir, tugasmu belum beres hanya dengan lulus pada sidang yang diuji oleh dosen – dosen yang mengujimu. Ujianmu diluar lebih banyak dan menuntutmu untuk menyelesaikan semua permasalahan itu. Mau tidak mau, suka tidak suka, gelar sarjana itu sudah melekat dalam tubuhmu. Akankah gelar itu menjamin untuk kehidupanmu kelak ?
 
;