SKRIPSI
Sebuah karya ilmiah sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Strata 1. Kurang lebih mungkin
itulah kata-kata yang tertulis di Cover Skripsi bagian paling depan.
Skripsi bisa dibilang sebuah
“pertanggungjawaban” selama 4 tahun mendapatkan ilmu. Mungkin bagi sebagian
orang tua, wisuda atau memakai toga itu hal yang paling penting dan
membahagiakan bagi anaknya yang sudah menempuh kuliah selama 4 tahun lamanya.
Tapi, mungkin saat sidang lah waktu “menegangkan” dimana karya ilmiah yang
sudah dibuat dipertanyakan. Wisuda bisa dibilang hajatannya atau resepsi saat
pernikahan, dan sidang bisa dibilang akad nikahnya saat – saat menentukan untuk
pertanggungjawaban sebuah karya yang kita buat.
Sependek pengetahuan saya tak
hanya sekedar untuk mendapatkan nilai, tapi itu adalah sebuah karya tulis yang
perlu dipertanggungjawabkan, itu adalah sebuah karya yang akan dinikmati oleh
banyak orang bahkan dijadikan “panduan” bagi sebagian orang.
Mengejar ngejar dosen untuk
bimbingan mungkin seni-nya dalam proses penyusunan skripsi, menunggu dosen
berjam – jam mungkin itu juga jalan yang mewarnainya. Karena sebuah proses
panjang itulah sebuah karya akan dihargai.
Terkadang membicarakannya saja
menjadi hal yang membosankan, terkadang enggan untuk memikirkannya pun,
terkadang enggan untuk ditanya, sudah bab berapa ? kapan UP ? kapan sidang ?.
Terkadang disitu saya merasa sedih jika ada yang bertanya seperti itu, dan
terkadang hanya bisa tersenyum J
. Rasa malas bisa dibilang “sindrom” mahasiswa tingkat akhir, rasa malas itu
datang memenjara pikiran untuk berhenti berfikir, rasa malas itu terkadang memenjara
diri untuk berhenti melangkah dalam mencari referensi yang harus di cari. Ahh
ataukah Just Reason. Maybe Yes ? Maybe No
?
Tak jarang para mahasiswa tingkat
akhir memilih untuk mengalihkan perhatian yang jauh – jauh dari hal hal yang berbau SKRIPSI.
Bergerak meninggalkan rasa malas
itu, atau Diam terpenjara oleh rasa malas.
Menjadi mahasiswa tingkat akhir
tentunya SKRIPSI menjadi pikiran yang utama muncul dalam pikiran mahasiswa
tingkat akhir. Tapi jauh dari itu, sebetulnya masih banyak kekhawatiran akan
masa depan selanjutnya selepas gelar sarjana itu diraih. Tentang dunia kerja
yang akan dihadapi lah ? Tentang Pasangan hidup lah ? ini dan itu cukup
mewarnai pikiran. Ahh entahlah mungkin ini sekedar tulisan dari sebuah
kecemasan mahasiswa tingkat akhir.
Mulai sekarng, Luruskan niat
bahwa tujuan karya tulis itu dibuat untuk kebermafaatan orang banyak dengan
niat yang tulus karena Allah, dengan begitu InsyaAllah akan dipermudah
jalannya. Bagiku skripsi adalah jalan untuk menjadi seorang penulis pertama
yang menelurkan buah pikiran lewat sebuah penelitian yang dapat dinikmati oleh
banyak orang. Keorisinalitas penulisan hal penting yang diutamakan dalam karya
ilmiah itu, bukan hanya sekedar menulis untuk memenuhi lembaran – lembaran yang
akhirnya tercover dengan judul SKRIPSI dan di halaman selanjutnya terdapat
lembar pengesahan bahwa skripsi ini telah disetujui.
Entah saya terlalu berpikir
panjang ? atau terlalu berpikir ribet ?
Yang ada hanyalah pikiran liar yang
membuat saya berpikir bahwa SKRIPSI bukan sekedar lembaran – lembaran kertas
untuk meraih Gelar.
Repost dari Akun Pribadi