
Berbagai rasa akan mewarnai dunia remaja dan banyak hal yang akan mewarnai dunia remaja.
Dunia remaja bisa menjadi dunia yang indah bagi
sebagian orang tapi tidak bagi sebagian orang yang lainnya, jika tidak dapat
menyesuaikan diri dan tidak bisa melewati “badai” pada masa remaja. Berbagai
rasa yang mewarnai dunia remaja sesuai dengan bagaimana orang tersebut
menjalani dan menyesuaikan diri pada masa tersebut. Terkadang orang tua juga
bingung bagaimana cara menghadapi dunia anak – anaknya yang sedang beranjak
pada masa remaja.
Kenapa emosi
pada masa remaja cenderung “meledak –ledak” ?
Yuk Cari tahu
Keadaan emosi remaja meningkat sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar, selain itu juga karena adanya tekanan sosial dan
menghadapi kondisi baru karena masa transisi antara masa kanak – kanak dengan
masa awal remaja. Itu merupakan salah satu alasan kenapa emosi pada masa remaja
itu cenderung”meledak – ledak”. Ketidakstabilan emosi juga merupakan bentuk
penyesuian diri remaja pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru,
misalnya masalah percintaan yang cenderung membuat “galau”, remaja itu akan
merasa bahagia apabila masalah percintaannya berjalan lancar, sebaliknya remaja
akan merasa sedih bila percintaannya tidak lancar.
Terus kapan
emosi yang “meledak” itu akan berkurang?
Ketidakstabilan emosi remaja / emosi remaja yang
“meledak – ledak” akan berkurang seiring berjalannya waktu menjelang
berakhirnya awal masa remaja.
Perbedaan antara emosi remaja dengan anak – anak
terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosinya dan ungkapan emosinya,
misalnya perlakuan seperti anak kecil dan perlakuan tidak adil membuat remaja
sangat marah. Terkadang ungkapan emosinya itu cenderung dengan menggerutu,
tidak mau berbicara, atau dengan suara keras mengkritik orang yang
menyebabkannya marah.
Kapan remaja
dikatakan matang emosinya ?
Seorang remaja akan mengalami perubahan dari
ketidakstabilan emosi menuju kematangan emosi, kematangan emosi pada masa
remaja dikatakan sudah matang apabila pertama,
tidak “meledaknya” emosi dihadapan orang lain melainkan menunggu saat yang
tepat untuk mengungkapkannya dengan cara – cara yang lebih dapat diterima. Kedua, remaja mampu menilai situasi
secara kritis terlebih dulu sebelum bereaksi secara emosional. Ketiga, remaja tidak bereaksi tanpa
berpikir sebelumnya.
Dunia remaja begitu luas, tak sebatas berbicara
tentang “emosi” masih banyak faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku remaja.
Karena dunia penuh warna dan rasa yang perlu dipahami untuk belajar lebih dalam
mengenal diri sendiri dan orang lain.