Saya bukanlah ahli sejarah, bukan pula saksi hidup bagaimana
perjuangan bangsa Indonesia zaman dulu. Tapi disini saya melihat dan merasakan
dari mata hati, pikiran, yang bersatu dalam jiwa, yang saya dapat dari para
penyambung lidah dan perpanjangan tangan dari para pejuang dan pahlawan yang
membuat Indonesia merdeka. Dan sejarah mencatat bahwa Pemuda menorehkan tinta
emas bagi bangsa Indonesia.
Pemuda adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Pemuda berada
di garda terdepan dalam melawan segala bentuk penjajahan dan penindasan. Pemuda
menjadi penggerak untuk melakukan sebuah perubahan bagi bangsanya.
Para pemuda yang bergabung dan bersatu untuk kemerdekaan Indonesia
akhirnya mengikrarkan sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Untuk membuat
sebuah gerakan perubahan dan perlawan terhadap segala bentuk penjajahan, tidak
hanya perang pemikiran yang dilakukan tapi disertai juga dengan perang fisik
yang mereka lakukan untuk kemerdekaan bangsanya. Atas dasar dorongan dan
desakan dari golongan muda juga akhirnya Soekarno dan Bung Hatta
memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia pada saat itu.
Gerakan pemuda (baca:mahasiswa) yang akhirnya mampu
menumbangkan rezim pada 1998, dan terus membuka peluang para mahasiswa untuk
terus melakukan pergerakan yang sampailah saat ini yang membawa pada dunia
Demokrasi.
Sebuah pergerakan dilakukan atas dasar untuk melawan kebodohan,
kemiskinan, dan keterbelakangan. Indonesia dikatakan “belum merdeka” saat ini
ketika kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan masih terjadi dimana-mana
yang akhirnya mendorong para mahasiswa/pemuda untuk bergerak mencari solusi dan
melakukan aksi nyata melawan kondisi tersebut.
Berbagai bentuk gerakan yang dilakukan saat ini mencerminkan
kepedulian anak bangsa terhadap permasalahan bangsanya, sehingga Indonesia
perlu bangga ketika masih memiliki para pemuda yang masih peduli terhadap
bangsanya.
Roda zaman yang semakin berputar akhirnya membawa Indonesia pada
zaman dengan teknologi tinggi, dunia “modernisasi”. Yang akhirnya membawa para
generasi muda menjadi manusia “generasi menunduk”.
Dunia maya yang menyajikan berbagai media sosial menjadikan
manusia zaman sekarang sebagai “generasi menunduk”. Saat ini manusia tak bisa
terlepas dari gadget-gadget yang dapat memberikan kepuasan bagi dirinya, hanya
dengan mengklik apa yang ingin kita tahu maka kita akan tahu semua informasi
tentang apa yang sedang terjadi di seluruh dunia. Dengan begitu seakan membuat
manusia abad ini semakin apatis dengan lingkungan sosialnya. Tapi sebagai anak
muda yang selalu bergerak untuk membawa perubahan, semua fasilitas itu dapat
kita gunakan untuk membuat sebuah pergerakan ataupun ajakan lewat media sosial
untuk melakukan sebuah gerakan yang akan membawa perubahan bagi bangsa kita. Tapi
itu semua tidak cukup beraksi lewat dunia maya. Maka daripada itu perlu adanya
aksi nyata dalam membangun sebuah peradaban ditengah “generasi menunduk” yang
pastinya perlu tenaga ekstra untuk membuat sebuah gerakan, karena mengajak
lebih banyak orang -orang yang apatis, orang-orang yang hanya peduli pada
dirinya sendiri, orang-orang yang hanya peduli pada gadgetnya sendiri, menyadarkan
mereka untuk peduli terhadap permasalahan bangsa yang terjadi saat ini itu bisa
menjadi langkah awal membuat sebuah gerakan, permasalahan bangsa yang “kekinian”,
setidaknya mereka sadar dan mengetahui keadaan bangsanya sedang berada dalam
ancaman, tidak lagi perang fisik tapi perang pemikiran.
Ketika membicarakan sebuah bentuk gerakan yang tepat untuk
dilakukan maka disini pemuda harus menjadi tonggak atau penggerak untuk
melakukan sebuah perubahan yang akhirnya mengajak dan membawa semua elemen
bangsa untuk ikut terjun dalam melaksanakan sebuah perubahan. Karena ketika
membicarakan permasalahan bangsa, maka setiap elemen yang ada pada bangsa
tersebut harus ikut andil dalam membuat sebuah gerakan untuk perubahan.
Salam Pergerakan, BERGERAK untuk PERUBAHAN !
0 komentar:
Posting Komentar