Rabu, 24 Juni 2015

Catatan Mahasiswa




Saya bukanlah ahli sejarah, bukan pula saksi hidup bagaimana perjuangan bangsa Indonesia zaman dulu. Tapi disini saya melihat dan merasakan dari mata hati, pikiran, yang bersatu dalam jiwa, yang saya dapat dari para penyambung lidah dan perpanjangan tangan dari para pejuang dan pahlawan yang membuat Indonesia merdeka. Dan sejarah mencatat bahwa Pemuda menorehkan tinta emas bagi bangsa Indonesia.
Pemuda adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Pemuda berada di garda terdepan dalam melawan segala bentuk penjajahan dan penindasan. Pemuda menjadi penggerak untuk melakukan sebuah perubahan bagi bangsanya.
Para pemuda yang bergabung dan bersatu untuk kemerdekaan Indonesia akhirnya mengikrarkan sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Untuk membuat sebuah gerakan perubahan dan perlawan terhadap segala bentuk penjajahan, tidak hanya perang pemikiran yang dilakukan tapi disertai juga dengan perang fisik yang mereka lakukan untuk kemerdekaan bangsanya. Atas dasar dorongan dan desakan dari golongan muda juga akhirnya Soekarno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia pada saat itu.
Gerakan pemuda (baca:mahasiswa) yang akhirnya mampu menumbangkan rezim pada 1998, dan terus membuka peluang para mahasiswa untuk terus melakukan pergerakan yang sampailah saat ini yang membawa pada dunia Demokrasi.
Sebuah pergerakan dilakukan atas dasar untuk melawan kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan. Indonesia dikatakan “belum merdeka” saat ini ketika kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan masih terjadi dimana-mana yang akhirnya mendorong para mahasiswa/pemuda untuk bergerak mencari solusi dan melakukan aksi nyata melawan kondisi tersebut.
Berbagai bentuk gerakan yang dilakukan saat ini mencerminkan kepedulian anak bangsa terhadap permasalahan bangsanya, sehingga Indonesia perlu bangga ketika masih memiliki para pemuda yang masih peduli terhadap bangsanya.
Roda zaman yang semakin berputar akhirnya membawa Indonesia pada zaman dengan teknologi tinggi, dunia “modernisasi”. Yang akhirnya membawa para generasi muda menjadi manusia “generasi menunduk”.   
Dunia maya yang menyajikan berbagai media sosial menjadikan manusia zaman sekarang sebagai “generasi menunduk”. Saat ini manusia tak bisa terlepas dari gadget-gadget yang dapat memberikan kepuasan bagi dirinya, hanya dengan mengklik apa yang ingin kita tahu maka kita akan tahu semua informasi tentang apa yang sedang terjadi di seluruh dunia. Dengan begitu seakan membuat manusia abad ini semakin apatis dengan lingkungan sosialnya. Tapi sebagai anak muda yang selalu bergerak untuk membawa perubahan, semua fasilitas itu dapat kita gunakan untuk membuat sebuah pergerakan ataupun ajakan lewat media sosial untuk melakukan sebuah gerakan yang akan membawa perubahan bagi bangsa kita. Tapi itu semua tidak cukup beraksi lewat dunia maya. Maka daripada itu perlu adanya aksi nyata dalam membangun sebuah peradaban ditengah “generasi menunduk” yang pastinya perlu tenaga ekstra untuk membuat sebuah gerakan, karena mengajak lebih banyak orang -orang yang apatis, orang-orang yang hanya peduli pada dirinya sendiri, orang-orang yang hanya peduli pada gadgetnya sendiri, menyadarkan mereka untuk peduli terhadap permasalahan bangsa yang terjadi saat ini itu bisa menjadi langkah awal membuat sebuah gerakan, permasalahan bangsa yang “kekinian”, setidaknya mereka sadar dan mengetahui keadaan bangsanya sedang berada dalam ancaman, tidak lagi perang fisik tapi perang pemikiran.
Ketika membicarakan sebuah bentuk gerakan yang tepat untuk dilakukan maka disini pemuda harus menjadi tonggak atau penggerak untuk melakukan sebuah perubahan yang akhirnya mengajak dan membawa semua elemen bangsa untuk ikut terjun dalam melaksanakan sebuah perubahan. Karena ketika membicarakan permasalahan bangsa, maka setiap elemen yang ada pada bangsa tersebut harus ikut andil dalam membuat sebuah gerakan untuk perubahan.
Salam Pergerakan, BERGERAK untuk PERUBAHAN !

0 komentar:

Posting Komentar

 
;