Selasa, 01 Maret 2011

Mulai Dari Diri Sendiri

Ketika baru sampai di Madinah, hampir setiap kaum menawari Nabi Muhammad SAW. agar sudi tinggal di salah satu wilayah atau rumah mereka. Nabi tak mengabulkan tawaran yang sebenarnya bersifat penghormatan. Nabi ingin menghindari munculnya kesan lebih menyukai salah satu dari mereka.
Untuk itulah Nabi tidak memilih, tapi menyerahkan keputusan melalui ketentuan tempat unta Nabi berhenti, dan berlutut. Di situlah Nabi akan tinggal sekaligus membangun Masjid. Unta Nabi akhirnya berlutut di tanah lapang milik anak yatim, Sahal dan Suhail. Tempat itulah yang akhirnya dipilih Nabi dengan memberi ganti untung (bukan ganti rugi) sebesar sepuluh dinar (emas).
Pada hari pembangunan masjid, semua kaum Muslimin turut serta. Gugur gunung alias gotong royong, itulah istilah padanannya. Semua berpartisipasi, mempersiapkan bahan - bahannya. Nabi Muhammad SAW. jelas menjadi salah satu dari mereka, ikut mengumpulkan batu bersam lain - lainnya. Melihat Nabi membawa batu, Usay bin Huzair buru - buru menghampiri Nabi seraya berkata,"Wahai Rasululloh, izinkan saya membawkan batu Anda."
Mendengar tawaran itu Nabi Muhammad SAW. menjawab,"Pergilah membawa batu lain, Aku beramal dan berbuat, bukan hanya dengan kata - kata."
Subhanalloh, itulah cara Nabi menunjukkan karakternya yang luhur, bukan hanya menyuruh tetapi memberi contoh, bukan hanya memerintah tetapi memberi teladan.
(Sumber : Kisah dan Hikmah)
Akhbar No. 5 Tahun IX 2009

0 komentar:

Posting Komentar

 
;