Kasus JIS (Jakarta International School) seakan membuka mata
kita, mata para orang tua dan masyarakat. Yang sebelumnya mungkin belum
menyadari bahwa keberadaan anak – anaknya terancam dengan bahaya – bahaya yang
akan mengancamnya dalam situasi yang tidak terduga.
Jauh sebelum kasus JIS itu muncul di berbagai media, begitu
banyak kasus yang terjadi pada anak – anak bangsa ini, anak – anak yang akan
menjadi generasi penerus bangsa ini seakan – akan dinodai oleh orang – orang
yang tidak bertanggung jawab dan tidak sadar akan keberadaan anak – anaknya
bahwa itu adalah Amanah yang Allah berikan.
Berbagai media seakan – akan dibanjiri oleh kasus – kasus
yang menodai anak – anak bangsa ini. Apa yang akan terjadi dengan masa depan
mereka ? jika masa kecilnya saja sudah dirusak oleh orang – orang yang tidak
bertanggung jawab. Akankah kejadian yang menimpa mereka saat anak – anak akan
dilupakan begitu saja ? jika mereka menjadi korban pedofilia, maka akan ada berapa
anak lagi yang akan menjadi pelaku saat dewasanya karena perilaku tersebut
sudah terekam dalam memorinya ?
Kasus Bullying di sekolah – sekolah, membunuh temannya gara –
gara tidak dikasih uang, melakukan seks bebas, bahkan anak sudah berani
membunuh orang tuanya, bahkan anak sudah menjadi layaknya barang dagangan untuk
melakukan prostitusi. “Generasi menunduk” pun sudah mewarnai dunia anak – anak,
gadget yang mereka pegang dengan mudahnya dapat mengakses informasi apa saja
yang ingin mereka ketahui, video game – video game dengan konten – konten berbahaya
yang mereka mainkan sudah mewarnai dunia anak – anak saat ini, meskipun itu
kebanyakan di perkotaan, maka tak akan lama lagi “budaya” itu akan menjalar ke
pelosok – pelosok negeri yang awalnya sinyal pun susah dijangkau, tidak menutup
kemungkinan cepat atau lambat “budaya” itu akan segera menyebar bagaikan virus
penyakit yang begitu mudah menyerang tubuh manusia
Astaghfirullah, akankah dunia anak – anak kita tetap seperti
ini ?
Tindakan preventif atau tindakan pencegahan harus dilakukan
sebelum semua itu terjadi di semua pelosok negeri ini. Keluarga adalah sekolah
pertama bagi anak – anaknya, orang tua adalah cerminan tingkah laku anak –
anaknya. Menurut saya pendidikan agama dalam keluarga saat usia dini perlu
diterapkan, agar anak siap menghadapi dunia yang akan mereka lewati. Ketika fondasi
itu dibangun dengan kuat saat anak kecil, maka Insyaallah akan tetap kokoh
dalam menghadapi dunianya. Dari Abu Hurairah, Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang
menjadikan dia yahudi, Nashrani, atau Majus. (HR. Bukhari dan Muslim)
Plan Indonesia adalah salah satu organisasi internasional
kemanusiaan yang khususnya bergerak di bidang Perlindungan Anak. Mereka bergerak
untuk melindungi anak – anak yang menjadi korban maupun anak – anak yang belum
ternodai hak hidupnya untuk melakukan tindakan preventif/pencegahan. Plan juga
mendidik masyarakat degan menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat
mencoba untuk mensosialisasikan bahwa memberikan “label” negative terhadap anak
yang menjadi korban itu tidak benar karena imbasnya anak – anak akan menjadi
terkucilkan dan bahkan merampas hak hidup anak untuk berinteraksi di lingkungan
sekitarnya, karena itu bukan sepenuhnya kesalahan anak, anak – anak bukan
pelaku tapi bisa di bilang korban, karena imitasi dari lingkungan, anak – anak bisa
menjadi seperti itu, melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan di usia
dini. Bukan hanya sebatas itu saja yang dilakukan Plan, tapi banyak peran yang
dilakukan untuk perlindungan Anak di Indonesia, khususnya di pelosok – pelosok negeri
ini. Pada hari Rabu, 11 Juni 2014, mahasiswa fakultas psikologi UIN Sunan
Gunung Djati Bandung dalam mata kuliah Patologi & Rehabilitasi sosial
bekerjasama dengan Plan Indonesia mengadakan workshop dengan tema “Orientasi
Perlindungan anak Indonesia” perwakilan dari Plan nya adalah Ibu Yuyum Fhahni
Paryani, beliau menyampaikan materi dan berbagi cerita atas pengalaman –
pengalamannya selama bergabung bersama Plan, begitu banyak wawasan yang kami
dapatkan khususnya kondisi di pelosok negeri Indonesia ini. Dan akhirnya saya
sedikit tahu kondisi anak – anak pelosok negeri Indonesia ini, untuk tahu lebih
banyak mudah – mudahan saya bisa menjadi relawan untuk pergi ke salah satu
daerah di Indonesia yang menjadi wilayah kerja Plan Indonesia.
3 komentar:
good write
makasih :D
makasih atas informasinya yaa... baru baca, hehehehe
Posting Komentar