Minggu, 15 Juni 2014

Workshop: Orientasi Perlindungan Anak Indonesia



Kasus JIS (Jakarta International School) seakan membuka mata kita, mata para orang tua dan masyarakat. Yang sebelumnya mungkin belum menyadari bahwa keberadaan anak – anaknya terancam dengan bahaya – bahaya yang akan mengancamnya dalam situasi yang tidak terduga.
Jauh sebelum kasus JIS itu muncul di berbagai media, begitu banyak kasus yang terjadi pada anak – anak bangsa ini, anak – anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini seakan – akan dinodai oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak sadar akan keberadaan anak – anaknya bahwa itu adalah Amanah yang Allah berikan.
Berbagai media seakan – akan dibanjiri oleh kasus – kasus yang menodai anak – anak bangsa ini. Apa yang akan terjadi dengan masa depan mereka ? jika masa kecilnya saja sudah dirusak oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab. Akankah kejadian yang menimpa mereka saat anak – anak akan dilupakan begitu saja ? jika mereka menjadi korban pedofilia, maka akan ada berapa anak lagi yang akan menjadi pelaku saat dewasanya karena perilaku tersebut sudah terekam dalam memorinya ?
Kasus Bullying di sekolah – sekolah, membunuh temannya gara – gara tidak dikasih uang, melakukan seks bebas, bahkan anak sudah berani membunuh orang tuanya, bahkan anak sudah menjadi layaknya barang dagangan untuk melakukan prostitusi. “Generasi menunduk” pun sudah mewarnai dunia anak – anak, gadget yang mereka pegang dengan mudahnya dapat mengakses informasi apa saja yang ingin mereka ketahui, video game – video game dengan konten – konten berbahaya yang mereka mainkan sudah mewarnai dunia anak – anak saat ini, meskipun itu kebanyakan di perkotaan, maka tak akan lama lagi “budaya” itu akan menjalar ke pelosok – pelosok negeri yang awalnya sinyal pun susah dijangkau, tidak menutup kemungkinan cepat atau lambat “budaya” itu akan segera menyebar bagaikan virus penyakit yang begitu mudah menyerang tubuh manusia
Astaghfirullah, akankah dunia anak – anak kita tetap seperti ini ?
Tindakan preventif atau tindakan pencegahan harus dilakukan sebelum semua itu terjadi di semua pelosok negeri ini. Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak – anaknya, orang tua adalah cerminan tingkah laku anak – anaknya. Menurut saya pendidikan agama dalam keluarga saat usia dini perlu diterapkan, agar anak siap menghadapi dunia yang akan mereka lewati. Ketika fondasi itu dibangun dengan kuat saat anak kecil, maka Insyaallah akan tetap kokoh dalam menghadapi dunianya. Dari Abu Hurairah, Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia yahudi, Nashrani, atau Majus. (HR. Bukhari dan Muslim)
Plan Indonesia adalah salah satu organisasi internasional kemanusiaan yang khususnya bergerak di bidang Perlindungan Anak. Mereka bergerak untuk melindungi anak – anak yang menjadi korban maupun anak – anak yang belum ternodai hak hidupnya untuk melakukan tindakan preventif/pencegahan. Plan juga mendidik masyarakat degan menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat mencoba untuk mensosialisasikan bahwa memberikan “label” negative terhadap anak yang menjadi korban itu tidak benar karena imbasnya anak – anak akan menjadi terkucilkan dan bahkan merampas hak hidup anak untuk berinteraksi di lingkungan sekitarnya, karena itu bukan sepenuhnya kesalahan anak, anak – anak bukan pelaku tapi bisa di bilang korban, karena imitasi dari lingkungan, anak – anak bisa menjadi seperti itu, melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan di usia dini. Bukan hanya sebatas itu saja yang dilakukan Plan, tapi banyak peran yang dilakukan untuk perlindungan Anak di Indonesia, khususnya di pelosok – pelosok negeri ini. Pada hari Rabu, 11 Juni 2014, mahasiswa fakultas psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam mata kuliah Patologi & Rehabilitasi sosial bekerjasama dengan Plan Indonesia mengadakan workshop dengan tema “Orientasi Perlindungan anak Indonesia” perwakilan dari Plan nya adalah Ibu Yuyum Fhahni Paryani, beliau menyampaikan materi dan berbagi cerita atas pengalaman – pengalamannya selama bergabung bersama Plan, begitu banyak wawasan yang kami dapatkan khususnya kondisi di pelosok negeri Indonesia ini. Dan akhirnya saya sedikit tahu kondisi anak – anak pelosok negeri Indonesia ini, untuk tahu lebih banyak mudah – mudahan saya bisa menjadi relawan untuk pergi ke salah satu daerah di Indonesia yang menjadi wilayah kerja Plan Indonesia.

3 komentar:

Lubi Nurzaman mengatakan...

good write

Unknown mengatakan...

makasih :D

Yes mengatakan...

makasih atas informasinya yaa... baru baca, hehehehe

Posting Komentar

 
;